Alat transportasi kenderaan bermotor yang
digunakan sehari-hari guna mendukung mobilitas masyarakat dalam segala bentuk
aktifitas ternyata tidak sepenuhnya menjanjikan harapan yang positif.
Dibalik penggunaan alat transportasi
tersebut tersimpan berbagai masalah atau kalau boleh dikatakan sebagai ancaman
bagi pengguna dan lebih konyol lagi terhadap masyarakat lingkungannya.
Ancaman yang ditimbulkan alat transportasi
tersebut cukup beragam dan yang paling menakutkan dan berkepanjangan adalah
emisi gas buang dari knalpot tiap kenderaan
Tentunya kita sudah mendengar dan membaca
artikel-artikel tentang kondisi kota-kota besar di Indonesia yang sudah
tercemar dan akan terus semakin parah bila kita tidak mau peduli dari ancaman
tersebut. Mungkin banyak orang berpikir bahwa hal tersebut tidak seburuk yang
diperkirakan, bahkan ancaman gas beracun tersebut telah menelan banyak korban
meninggal dunia dan beberapa diantaranya dimuat di media cetak, hal tersebut belum cukup menyadarkan
manusia bahwa lingkunganya tidak seramah dulu lagi dan Jakarta adalah urutan
ketiga kota tercemar didunia, bisa jadi akan menyusul menjadi kota tercemar
peringkat dua. Penyuplai pencemaran udara tersebut
terbesar ~70-80% adalah kendaraan bermotor dari segala jenis yang beroperasi di
jalan-jalan raya.dalam segala bentuk aktifitas.
Sudah saatnya kita sama-sama peduli kondisi
ini dan hal tersebut dapat diatasi bila kita mau peduli kondisi tersebut dan
saya percaya ditengah kondisi ekonomi dengan krisis moneter yang melanda bangsa
indonesia kita masih mau peduli lingkungan yang dapat mengancam kelangsungan
hidup manusia khususnya generasi penerus yang mewarisi tongkat kepemimpinan
dimasa mendatang.
Emisi gas buang kenderaan mermotor dari
segala jenis mesin pembakaran didalam (Internal combustion engine) dengan
konstruksi dan teknologi yang diterapkan tetap menghasilkan emisi gas buang,
bila tidak dilakukan perawatan yang rutin terhadap kendaraan tersebut maka
emisi tersebut masuk pada tingkat yang membahayakan artinya melampaui ambang batas
yang ditentukan.
Tenaga yang dihasilkan kenderaan bermotor
dihasilkan dari perubahan energi bahan bakar menjadi tenaga gerak, perubahan
energi tersersumber dari hasil pembakaran bahan bakar. Proses pembakaran pada
laboratorium antara bahan bakar bensin dengan pernyawaan ogsigen yang terdapat
diudara ~21 % dengan perbandingan 1 :
14.7 (stoichiometric) akan terjadi
pembakaran yang sempurna menghasilkan CO2 (Carbon dioksid) dan H2O (Uap air).
Pada mesin kendaraan hal ini tidak akan
pernah terjadi akibat variable kondisi dari hampir semua aspek yang mendukung
proses pembakaran seperti,
-
Ratio perbandingan antara
volume bahan bakar dan debit udara
-
Kwalitas bahan bakar
-
Kwalitas udara
-
Pengatomisasian bahan bakar
(Carburation)
-
Homogenisasi campuran bahan bakar
dan udara
-
Hambatan proses pembakaran
(Tidak tepatnya waktu penyulutan (ignited)
-
Mekanisme engine/mesin
-
Teknologi sistem bahan bakar
dan pengapian
-
Dan masih banyak hal lain yang
memungkinkan proses pembakaran terganggu
Perkembangan teknologi otomotif hingga saat
ini memungkinkan tiap engine yang diproduksi melakukan proses pembakaran pada mesin (Internal
Cumbustion ) mendekati sempurna sehingga menghasilkan tenaga yang maksimun
dengan emisi yang seminim mungkin.
Dapat dipastikan bahwa semua pabrik pembuat
engine/mesin mengacu pada konsep diatas
dan relefan dengan tuntutan spesifikasi yang diharapkan dan kian berkembang.
Namun kurun waktu pemakaian kendaraan tersebut akan terjadi perobahan-perobakan
dari kwalitas kerja mekanis engine maupun sistem pendukungnya sehingga proses pembakaran menjadi jauh lebih
tidak sempurna dan kenderaan inilah yang berperan sebagai penyuplai pencemaran
udara. Banyak masyarakat kita punya prediksi bahwa selama mesin kenderaannya
dapat dihidupkan dan tidak rewel merupakan kesimpulan engine/mesin masih
bekerja optimal. Pemahaman inilah yang semestinya bergeser dari semua kalangan
dengan beragam type kendaraan yang dimiliki
Pengelompokan dari perkembangan teknologi
yang diterapkan pada mesin/engine kendaraan bermotor dapat dibagi dalam
beberapa kelompok,
Engine/mesin bensin (Petrol engine)
1.
Engine/mesin dengan menggunakan
sistem bahan bakar karburator dan pengapian konvensionak
2.
Engine/mesin dengan menggunakan
sistem injeksi dan pengapian electronis
3.
Engine menggunakan sistem engine
management dan katalik converter (katalisator)
Engine/mesin solar (diesel engine)
1.
Engine/mesin menggunakan sistem
injeksi langsung
2.
Engine/mesin menggunakan sistem
injeksi tidak langsung
Perbandingan emisi gas buang antara mesin
bensin dan diesel adalah Gas buang motor bensin jauh lebih berbahaya
dibanding dengan mesin diesel, emisi gas buang mesin bensin pada umumnya tidak
terlihat oleh mata namun sangat membahayakan untuk kelangsungan hidup manusia
CO (Corbon monoksida) tidak berwarna dan
tidak beraroma, gas ini terjadi bila bahan bakar atau unsur C tidak mendapat
ikatan yang cukup dengan O2 artinya udara yang masuk keruang silinder kurang
atau suplai bahan bakar berlebihan
HC (Hidro carbon) Warna kehitam-hitaman
dan beraroma cukup tajam , gas ini terjadi apabila proses pembakaran pada
ruang bakar tidak berlangsung dengan baik atau suplai bahan bakar berlebihan
Pb (timah hitam) tidak berwarna dan tidak
beraroma memiliki berat jenis lebih berat dari udara , partikel ini terjadi
pada semua bahan bakar yang menggunakan timbal seperti bensin dan premix
CO2 (Carbon diosida), tidak berwarna dan
tidak beraroma, gas ini terjadi akibat pembakaran yang sempurna antara bahan
bakar dan udara dalam hal ini ogsigen
NOX (Nitrogenoksida), tidak berwarna dan
tidak beraroma, gas ini terjadi akibat panas yang tinggi pada ruang bakar
akibat proses pembakaran sehingga kandungan nitrogen pada udara berubah
menjadi NOX
Partikel asap (Smoke) berwarna hitam
keabu-abuan dari hasil pembakaran engine/mesin diesel, hal ini terjadi karena
kurangnya suplai udara yang akan bersenyawa dengan bahan bakar, tekanan
pembukaan injector rendah, saat penginjeksian tidak tepat dan beban yang
berlebihan
|
Bila kandungannya pada suatu ruangan
mencapai 3000 ppm (Part per million) dapat membunuh manusia dalam waktu ~30 menit, karena sifat carbon monoksid
mudah beradaptasi dengan darah dan kandungan CO pada darah akan menolak
ogsigen yang dibutuhkan oleh darah sehingga tubuh kekurangan ogsigen dan
tamatlah riwayatnya
Gas ini dapat mengakibatkan iritasi pada
mata, hidung dan tenggorokan dan pada akhirnya menjadi penyakit yang serius
Partikel ini sangat berbaya bagi
kelangsungan hidup generasi penerus karena partikel melayang pada ketinggian
kurang dari 1 meter dari permukaan tanah dan konsumennya adalah anak-anak,
partikel ini akan merusak jaringan otak anak dan menurunkan tingkat
kecerdasannya.
Gas ini mempunyai berat jenis yang lebih
kecil dari udara, sehingga cepat sekali bergerak keatas dan mengakibatkan
efek rumah kaca dan pemanasan global.
Gas ini mempunyai berat jenis yang lebih
kecil dari udara dan mengambil tepat di awan dan menimbulkan hujan asam yang
mempengaruhu tumbuh-tumbuhan
Partikel asap ini dapat menimbulkan
iritasi mata, saluran pernafasan, tenggorokan dan gejala kanker
|
Pembakaran yang lebih tidak sempurna pada
engine/mesin dapat disebabkan dua faktor
1.
Faktor internal dari engine
tersebut meliputu kerja
-
Mekanisme engine/mesin
-
Sistem bahan bakar
-
Sistem pengapian
-
Kondisi komponen sistem yang
mengalami kerusakan atau erosi mekanis dan elektris
-
Spesifikasi penyetelan yang
kurang tepat
2.
Faktor eksternal
-
Prilaku pengemudian kendaraan
-
Kwalitas bahan bakar yang
menurun
-
Beban berlebihan
Mekanisme engine yang tidak berfungsi
sebagai mana mestinya untuk mengasilkan tekanan kompresi yang cukup guna
merubah ujud bahan bakar dari patikel kecil dari pengatomosasian sistem bahan
bakar menjadi gas yang siap dibakar pada ruang bakar. Sumber permasalahannya
dapat diakibatkan banyak hal mulai dari kondisi katup, ring piston, dinding
silinder, carbon defosit pada ruang bakar, kotoran yang menyumbat intake
manifold.
Tindakan yang seharunya dilakukan untuk selalu mempertahankan kerja
optimal dari mekanisme engine adalah dengan merawat kendaraan secara berkala
pada bengkel-bengkel yang punya kompetensi untuk perawatan tersebut disamping
perawatan dan pemeriksaan kita secara rutin terhadap tinggi oli dan jumlah air
pendingin (Open loop sistem) dan kodisi visual lainnya
Sistem bahan bakar, sistem ini akan menyuplai
bahan bakar yang dibutuhkan untuk proses pembakaran pada ruang bakar
engine/mesin secara proporsional, untuk teknologi sistem bahan bakar injeksi
tentunya lebih baik dibandingkan dengan sistem yang menggunakan karburator
sebab pada sistem injeksi dilengkapi dengan sensor yang meraba point seperti
debit udara yang masuk keruang silinder, temperatur mesin, posisi katup gas
(beban) dan sensor lainnya untuk menentukan jumlah bahan bakar yang diperlukan
.
Bila sistem ini tidak menjalankan tugasnya sebagaimana mestinya maka
penyulaian bahan bakar dan pengatomisasiannya terganggu dan mengakibatkan
pembakaran yang jauh dari sempurna artinya akan menghasilkan emisi gas buang
yang melampaui batas ambang. Agar sistem dapat bekerja secara optimal maka kita
perlu melakukan perawatan secara berkala , dan tidak terlepas dari perawatan
kita secara rutin terhadap pembersihan filter udara , khususnya pada
engine/mesin diesel seperti phanter, taft , bus, truk dan diesel pada umumnya
sesering mungkin membersihkan filter udara agar jumlah udara yang dibutuhkan
pada proses pembakaran dapat terpenuhi sehingga partikel asap hitam dapat
diturunkan sekecil mungkin.
Pembersihan filter dapat dilakukan dengan
sangat mudah menggunakan udara tekan dari bagian dalam filter (arah berlawanan
dari kerja filter), hal ini dapat merningkatkan kapasitas kerja filter hingga
penggantian secara periodik. Jadi jangan menyimpulkan bahwa jadwal penggantian
filter dapat mempertahankan kapasitas kerjanya secara periodik.
Sistem pengapian, sistem ini memungkinkan
dapat menyulut atau melakukan pembakaran campuran udara dan bahan bakar tepat
pada waktunya sehingga hambatan proses pembakaran dapat ditekan sekecil mungkin
dan tentunya mendapatkan tenaga yang maksimum. Sistem akan bekerja seoptimal
mungkin bila komponen sistem pada kondisi yang prima, busi misalnya setiap kali
melancatkan tegangan tinggi hasil induksi coil, akan mengalami erosi elektris
sehingga gap busi menjadi lebih besar dan penampang yang terdekat diatara kedua
elektroda menjadi lebih kecil akibatnya percikan api menjadi lebih kecil juga,
sehingga reaksi atau kecepatan pembakaran lebih lamban. Komponen lain yang
mengalami erosi mekanis dan elektris akan menurunkan efektifitas kerja sistem
pengapian.
Pengecekan dan penyetelan saat pengapian
yang tepat (Adjustable), menjadi bagian yang penting juga diperhatikan dan
secara kontinu mendapat perawatan (tentunya untuk pengapian electronik dan
engine management sisten akan lebih terpelihara spesifikasinya selama perlakuan
terhadap engine/mesin dilakukan secara wajar dan benar) pada akhirnya proses pembakaran terganggu dan terjadi pemborosan bahan
bakar serta meningkatkanya kadar emisi gas buang yang berbahaya.
Engine management sistem dengan close loop
system telah menyempurnakan kerja dari beberapa sistem pendukung mekanisme
engine guna mengoptimalkan tenaga engine/mesin dan sekaligus peningkatan
efisiensi pemakaian bahan bakar serta menekan emisi gas buang sekecil mungkin
ditambah lagi dengan penggunaan katalisator yang terpasang pada knalpot (muffler)
untuk membakar ulang atau melakukan penetrasi secara kimia terhadap emisi gan
buang yang beracun seperti CO, HC, dan NOX.
Terdapat dua macam kalisator yang digunakan
pada kendaraan
1.
Two way catalytic converter,
proses kimia penetrasi menggunakan bahan dasar platinum dan palladium sebagai
katalis yang mampu merubah 2 unsur gas buang yang beracun yaitu HC
(Hydrocarbon) dan CO (Cabon monoxide) menjadi H2O (Water) dan CO2 (Carbon
dioxide), penggunanaan kalisator ini masih harus dilengkapi dengan EGR (Exhaust
gas recirculating) untuk mencegah terjadinya NOX (Nitrogen ocxide) akibat
temperatur yang tinggi.
2.
Three way catalytic converter,
proses penetrasi ditambahkan dengan inti ceramic dan lapisan rhodium sebagai
katalis yang mencegah terjadinya oksidasi nitrogen menjadi nitrogen oksida
(NOX). Dengan demikian katalisator ini mampu melakukan penetrasi terhadap
ketiga gas beracun dari knalpot.
Pada engine/mesin diesel, mekanisme engine
mempunyai peran penting disamping fuel system, mekanisme engine harus bekerja
optimal menghasilkan tekanan kompresi yang jauh lebih besar dari engine/mesin
bensin. Proses pembakaran solar harus terjadi dengan sendirinya, oleh sebab itu
temperatur yang dihasilkan dari tekanan kompresi harus tinggi dan bahan bakar
solar diijeksi keruang bakar maupun ruang muka dengan tekanan yang tinggi
sehingga terkarburasi/teratomisasi dengan baik dan dapat terbakar.
Mekanisme engine/mesin diesel lebih
sensitif dibanding bensin, tuntutan perawatan berkala harus lebih ketat dan
pemeriksaan tinggi permukaan oli mesin dan air pendingin radiator harus rutin
dilakukan. Demikian juga pada sistem bahan bakar (fuel System) juga menuntut
sentuhan yang profesional agar kerja sistem selalu optimal mengijeksikan bahan
bakar solar keruang bakar dengan tekanan yang sangat tingg.
Filter udara pada sistem bahan bakar harus
selalu mempunyai kapasitas yang tinggi agar jumlah udara yang dibutuhkan selalu
terpenuhi sebab partikel asap yang terjadi pada knalpot sebagian besar
disebabkan kurangnya ogsigen yang harus bersenyawa dengan sejumlah solar pada
ruang bakar. Begitujuga filter solar yang mampu menyuplai solar yang bersih
kedalan pompa injeksi agar pompa yang bekerja sangat presisi dapat bekerja
optimal.
Pada engine diesel juga menghasilkan
gas-gas beracun dan partikel asap, gas beracun seperti CO dan HC yang
dihasilkan oleh mesin diesel kecil sekali dibanding mesin bensin karena
temperatur proses pembakaran cukup tinggi. Partikel asap hitam yang terjadi
pada
Banyak sekali teknologi emisi kontrol yang
diterapkan pada engine/mesin yang berbeda dan dengan istilah yang berbeda pada
sistem yang sama,seperti, keseluruhannya adalah untuk menekan emisi sekecil
mungkin dan menghidari pemborosan pemakaian bahan bakar.
Satu hal yang menarik tentunya adalah
keuntungan yang kita dapatkan dari perlakuan terhadap kendaraan baik dari
perawatan yang rutin dan cara mengemudi yang baik
-
Kendaraan akan terhindar dari
kerusakan yang akan menelan biaya besar
-
Umur kendaraan lebih panjang
-
Biaya operasional lebih kecil
dari penggunaan bahan bakar
-
Terhindar dari ancaman gas
buang
-
Berbuat amal bagi kelangsungan
hidup manusia
Semoga bermanfaat